Selasa, 14 Juli 2015

MSDM : Studi Kasus mengenai Perencanaan dan Pengembangan Karier PT. Unilever Indonesia, Tbk



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Karir merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang. Bahkan sebagian besar waktu, tenaga dan pemikiran banyak tercurah ke hal-hal yang berkaitan dengan karir. Karir secara sangat terbatas sering dikaitkan dengan pekerjaan dan jabatan yang ujung-ujungnya memberikan penghasilan.Padahal karir tidak sesederhana itu.
Karir lebih dari sekedar memperoleh pekerjaan dan jabatan.Karir memiliki perspektif jangka panjang dan terkait dengan tujuan hidup.Karir sangat berkaitan dengan perkembangan personal seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup.Mengingat nilai strategisnya, karir perlu direncanakan secara baik.
Salah satu kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang matang. Perencanaan tidak hanya dibuat sekali, tetapi harus dilakukan berulang. Seperti halnya pemeriksaan kesehatan, karier pun butuh dicek secara berkala. Apalagi jika pekerjaan yang Anda jalani tidak sesuai ekspektasi dan tidak sesuai dengan bakat dan minat.
Oleh sebab itu setiap individu diharapkan dapat memiliki perencanaan yang baik terhadap kenaikan karir mereka masing-masing. Dan setelah perencanaan karir dilakukan secara matang maka selanjutnya akan dilakukan pengembangan karir seseorang dalam suatu organisasi/perusahaan untuk tujuan dari masing-masing individu serta dapat memberi dampak positif terhadap perusahaan/organisasi.
Dari penjelasan di atas kami mengambil salah satu contoh perusahaan yang ternama di Indonesia yaitu PT. Unilever Indonesia.     PT. Unilever Indonesia (ULI) merupakan cabang dari perusahaan multinasional Inggris-Belanda. Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 2000 orang, ULI memproduksi barang kebutuhan sehari-hari (Consumer Goods).
Sejak berdiri sampai dengansaatini ULI menunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat dari skala usaha dan hasil usaha. Salah satu kunci sukses ULI terletak pada strategi perencanaan dan pengembangan karirnya, hingga menghantarkan ULI pada penghargaan-penghargaan selama puluhan tahun.
Oleh karena itu kami memilih PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai studi kasus dalam makalah kami ini. Kami akan membahas bagaimana cara perusahaan tersebut melakukan perencanaan dan pengembangan karir individu atau karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga memberi dampak yang positif terhadap kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

a.       Bagaimana gambaran  PT Unilever Indonesia, Tbk?
b.      Apa perencanaan karir PT Unilever Indonesia, Tbk?
c.       Apa pengembangan karir yang dilaksanakan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk?
d.      Bagaimana analisa kinerja PT Unilever Indonesia, Tbk, terutama dalam hal perencanaan dan pengembangan karir?

1.3 Tujuan

a.   Untuk mengetahui bagaimana gambaran  PT Unilever Indonesia, Tbk.
b.   Untuk mengetahui perencanaan karir PT Unilever Indonesia, Tbk.
c.   Untuk mengetahui pengembangan karir PT Unilever Indonesia, Tbk.
d.   Untuk mengetahui analisa kinerja PT Unilever Indonesia, Tbk, terutama dalam
      hal perencanaan dan pengembangan karir.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Karir
2.1.1 Pengertian Karir

Banyak orang berpendapat bahwa karir merupakan promosi dalam suatu organisasi. Ditinjau dari satu perspektif bahwa karir adalah urutan-urutan posisi yang diduduki selama masa hidupnya dalam bekerja. Meskipun begitu, kalau ditinjau dari perspektif lain karir terdiri dari perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang beranjak berubah menjadi semakin tua, dan ini sering dikenal dengan karir yang subjektif.
Kedua perspektif tersebut, baik yang objektif maupun yang subjektif terfokus pada individunya. Keduanya menganggap bahwa orang memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasib mereka sehingga mereka dapat memanipulasi peluang agar memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karir mereka. Perspektif tersebut jauh lebih menganggap bahwa aktivitas-aktivitas sumber daya manusia haruslah mengenal tahap karir dan membantu para karyawan dengan tugas-tugas pengembangan yang mereka hadapi pada setiap tahap karir.
Berikut ini beberapa pengertian karir menurut para ahli:
a.       Simamora (2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama  rentang  hidup orang  tersebut”.
b.      Ekaningrum  (2002 : 256)  Karir  tidak  lagi  diartikan  sebagai adanya  penghargaan  institusional  dengan  meningkatkan kedudukan dalam  hirarki formal  yang  sudah ditetapkan dalam  organisasi.  Dalam  paradigma  tradisional, pengembangan karir  sering  dianggap  sinonim  dengan persiapan untuk mobilitas  ke jenjang  lebih  tinggi,  sehingga  karir  akan  mendukung  efektifitas  individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.  
c.       Dalil S  (2002  : 277)  Karir merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk  membantu karyawan  agar  membantu partisipasi ditempat kerja.
d.      Ekaningrum  (2002:258)  Karir  digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu.  

Dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai  seseorang  dalam  kurun  waktu  tertentu  yang  berkaitan dengan  sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.

2.1.2 Sistem Karir

Perencanaan karier karyawan yang baik tentu membutuhkan sistem yang baik pula. Banyak manfaat yang bisa diambil oleh perusahaan maupun karyawan dari sistem karier yang baik.
Salah satu unsur penting dalam manajemen SDM adalah perencanaan karier karyawan. Perencanaan karier karyawan adalah suatu proses yang bertujuan agar karier tenaga kerja dapat dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuannya sehingga bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan.
Program pembinaan karier yang kurang baik dapat menimbulkan keresahan dalam organisasi. Karyawan akan merasa tidak aman, merasa diperlakukan secara tidak jujur, karyawan juga merasa tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan seluruh potensinya untuk kepentingan perusahaan. Selanjutnya karyawan akan merasa kurang puas dengan kebijakan-kebijakan perusahaan, sehingga pada akhirnya akan berdampak negatif pada efektifitas dan efesiensi perusahaan.
Berbagai kondisi yang bertentangan dengan kebijakan hubungan perusahaan dengan karyawan serta tujuan dan kebijakan pembinaan tersebut, perlu dihindarkan demi tercapainya misi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

2.1.3 Manfaat Sistem Karir

Dalam manajemen SDM, perencanaan karier adalah termasuk sebagai bagian program pembinaan tenaga kerja. Tujuan kegiatan pembinaan ini adalah untuk memelihara karyawan dengan cara mengembangkannya, sesuai dengan kompetensi, bakat, dan kemampuannya agar bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan.
Fungsi pembinaan ini biasanya merupakan tanggung jawab langsung dari para pimpinan perusahaan. Dan bilamana diterapkan dengan baik, akan dapat membangkitkan gairah kerja dan memberikan kepuasan kerja di kalangan karyawan, yang pada akhirnya juga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai pembina, seorang manajer harus bertanggungjawab untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bawahannya sehingga bawahan menjadi lebih cakap dan terampil, lebih tinggi kualifikasinya dan diharapkan suatu saat kelak dapat menggantikan posisi manajer serta membantu pengembangan perusahaan.
Bagi karyawan maupun perusahaan, sistem karier dapat memberikan manfaat bagi keduanya. Manfaat tersebut diantaranya :
a.       Bagi Karyawan :
-                    Mengembangkan potensi kemampuan dan keterampilannya,
-                    Mengetahui jalur pengembangan karier karyawan dalam organisasi,
-                    Mendapat pelatihan yang sesuai dengan arah pengembangan kariernya.
b.      Bagi Perusahaan :
-                    Mengendalikan tingkat keluar masuk pegawai (turn over rate),
-                    Membantu terlaksananya program kaderisasi,
-                    Mengetahui dan mengantisipasi keinginan dan bakat tenaga kerja,
-                    Mengetahui sejak awal tenaga kerja yang kurang/tidak terampil, juga tenaga kerja yang tidak produktif sehingga dapat diambil tindakan segera.


2.1.4 Proses Karir

Karier adalah proses. Ada cara dan jalur untuk mengembangkannya. Perusahaan-perusahaan berkualitas selalu berupaya menciptakan jenjang karier yang sesuai dengan kapasitas, kualitas dan dedikasi karyawan demi kontribusi dan prestasi kerja yang prima.
Proses karier adalah suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar lebih meningkatkan karier. Karier adalah bagian yang penting dan akan berubah secara terus menerus terjadi dalam perjalanan dan kehidupan karyawan yang bekerja.
Proses karier, suatu kerangka yang dibangun dalam upaya membantu karyawan, seperti :
  1. Menggambarkan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier serta kebutuhan untuk pengembangan.
  2. Merencanakan untuk mencapai tujuan karier
  3. Secara continue mengevaluasi. Merevisi dan meningkatkan rancangan.

Dengan demikian membuka hubungan komunikasi antara karyawan dengan manajemen atau perusahaan merupakan tujuan utama proses karier. Tentunya untuk mencapai proses karier yang baik kita perlu memperhatikan prinsip - prinsip :
  1. Karyawan bertangungjawab terhadap kariernya sendiri
  2. Keahlian karyawan didasarkan pada usaha perjuangannya sendiri
  3. Perencanaan karier dibuat secara sadar dan sukarela
  4. Menggunakan Continuos Improvement untuk menumbuhkan pribadinya
  5. Sukses dijabarkan dengan baik oleh diri karyawan sendiri

Intinya proses karier adalah suatu proses kemitraan interaksi dalam tahapan dan kerja sama antara mitra-mitra perusahaan, yaitu : perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan karyawan sendiri. Masing-masing mitra mengharapkan hasil atau perolehan yang jelas manfaatnya bagi karyawan dapat meningkatkan pertumbuhan karier. Semua perusahaan merupakan perangkat dan sumber yang berpartisipasi aktif dalam proses karier dan pengembangannya.
Perangkat karier dapat disiapkan dan direncanakan melalui suatu wadah lembaga pelatihan. Sukses karier sangat dipengaruhi oleh dua aspek, pertama kemampuan dan kemauan untuk melihat jauh ke depan. Hal itu bisa berupa tujuan yang kualitatif maupun kuantitatif, bisa berupa hal material maupun nonmaterial. Kedua, adalah keuletan dari individu tersebut dan juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta perbuatan-perbuatan baik pada orang lain sehingga selalu memperoleh kesempatan yang baik.

2.2 Perencanaan Karir
2.2.1 Perencanaan Sistem

Proses perancangan sistem karier diawali dengan perancangan jalur karier kemudian dilanjutkan dengan perancangan program kaderisasi.

a. Perancangan jalur karier
Jalur karier adalah jalur yang menghubungkan satu posisi dengan posisi yang lain. Secara visual , jalur karier menunjukkan keterkaitan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya. Jalur karier dikaitkan berdasarkan jabatan yang dimiliki posisi. Artinya, jalur karier mengarahkan karier pegawai berdasarkan urutan jabatan, profesi serta posisi dengan pertimbangan kemiripan, kesesuaian, dan keterkaitan “task and requirement” pada posisi serta hierarki jabatan .
            Proses yang paling rumit pada tahap perencanaan jalur karier adalah proses menentukan posisi yang serupa dan mencari posisi yang memiliki kemiripan, kesesuaian , dan keterkaitan sehingga sampai terbentuk jalur karier .

b. Perancangan Program Kaderisasi
 Program kaderisasi dirumuskan setelah rancangan jalur karier terbentuk. Melalui program kaderisasi, jika dalam organisasi terdapat jabatan kosong yang perlu diisi maka dapat diketahui karyawan-karyawan yang sesuai untuk menempati jabatan tersebut. Dari sudut pandang karyawan, program kaderisasi dapat memberikan keterangan mengenai kemungkinan promosi ataupun mutasi yang dapat dialami oleh seorang karyawan. Dengan adanya keterangan tersebut perusahaan dapat mempersiapkan karyawan yang bersangkutan agar siap dan memiliki kualifikasi individu yang sesuai dengan  jabatan yang baru, sehingga perpindahan-perpindahan karyawan dapat dilakukan tanpa mengurangi efektivitas organisasi .
Perancangan program kaderisasi yang dilakukan dalam pekerjaan selalu difokuskan pada perumusan kualifikasi yang dipersyaratkan pada setiap posisi atau jabatan dalam dalam organisasi. Untuk keperluan program kaderisasi ini, rumusan kualifikasi posisi dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membedakan posisi dalam arah vertikal maupun horizontal. Dalam arah vertikal,  berarti persyaratan jabatan pada suatu posisi dapat diperbandingkan dengan posisi pada level yang lebih rendah atau lebih tinggi. Dalam arah horizontal, berarti persyaratan jabatan pada posisi dapat diperbandingkan dengan posisi lain pada level jabatan yang sama .

2.2.2 Perspektif Organisasi dalam Perencanaan Karir
Perspektif organisasi dalam perencanaan karir meliputi:
a)        Mengidentifikasikan kebutuhan staffing organisasi di masa mendatang,
b)        Rencana jenjang karier,
c)        Mengukur potensi individual dan kebutuhan pelatihan,
d)       Mencocokkan kebutuhan organisasi dengan kemampuan individual,
e)        Mengaudit dan mengembangkan sistem karier untuk organisasi

2.2.3 Aktivitas Perencanaan Karir
            Perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama, yaitu perencanaan karir organisasional (organizational career planning) dan perencanaan karir individual (individual career planning). Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan sumber daya manusia dan sejumlah aktivitas karir, dan lebih menitik beratkan pada jenjang atau jalur karir. Kebutuhan sumber daya manusia merupakan komponen penting dari proses perencanaan sumber daya manusia, sedangkan jalur karir merupakan perangkat yang mengaitkan keluarga pekerja di dalam organisasi. Perencanaan karir individual berbeda secara filosofis dan prosedural dari perencanaan karir organisasional. Jenis perencanaan karir ini terfokus pada individu dan keinginan, keahlian, dan hasrat mereka. Dan paling penting, perencanaan karir individu meliputi latihan diagnostik dan prosedur untuk membantu orang tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu “pengecekan realitas” untuk membantu individu menuju suatu identifikasi yang bermakna dari kekuatan dan kelemahannya dan dorongan memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan.
            Karir individual dan organisasional tidaklah terpisah dan tidak berbeda. Seorang karyawan yang rencana-rencana karir individualnya tidak dapat diikuti di dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut kemungkinan akan meninggalkan perusahaan. Oleh karenanya, organisasi perlu membantu karyawan dalam perencanaan karir sehingga keduanya dapat saling memenuhi kebutuhan mereka. Jalur karir (career path) adalah suatu line progresi yang fleksibel, di mana seseorang karyawan bergerak sepanjang menjadi pegawai dalam sebuah perusahaan. Pengembangan karir (career development) adalah pendekatan formal yang diambil organisasi guna memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan. Perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan individu dan organisasi.
            Disamping penilaian diri, seorang karyawan hendaknya juga membuat penilaian dalam kesempatan ini dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
a.       Apa prospek untuk promosi atau transfer dari pekerjaan saya saat ini?
b.      Berapa persentase karyawan yang mencapai suatu tingkat target tertentu di dalam organisasi ini?
c.       Bagaimana kisaran gaji untuk berbagai jenjang jabatan?
d.      Di mana pertumbuhan yang paling cepat dan kesempatan promosi paling bagus di dalam organisasi?
e.       Jika saya menemukan kebuntuan, jalur karir apa saja kira-kira yang tersedia di dalam organisasi?

Berikut ini beberapa aktivitas perencanaan karir:
Berbagai tanggung jawab karyawan:
a.    Menilai sendiri kemampuan, minat, dan nilai-nilai.
b.    Menganalisis opsi-opsi karir.
c.    Memutuskan kebutuhan dan tujuan.
d.   Mengkomunikasikan preferensi pengembangan kepada manajer.
e.    Merencanakan bersama manajer mengenai rencana-rencana tindakan yang disepakati oleh kedua belah pihak.
f.     Mengikuti rencana yang telah disepakati.

Berbagai tanggung jawab manajer:
a.    Bertindak sebagai katalisator, membuat karyawan peka terhadap proses perencanaan pengembangan.
b.    Menilai realisme tujuan-tujuan yang dinyatakan oleh karyawan dan kebutuhan-kebutuhan pengembangan yang dirasakan.
c.    Memberikan nasihat kepada karyawan dan mengembangkan sebuah rencana yang saling disepakati.
d.   Menindak-lanjuti dan menyempurnakan rencana-rencana karyawan bilamana sesuai dengan visi dan misi.

Berbagai tanggung jawab organisasi:
a.    Memberikan sebuah model perencanaan karir, sumber daya, konseling, dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan karir individu.
b.    Memberikan pelatihan dalam rencana pengembangan karir kepada manajer dan karyawan serta konseling karir kepada para manajer.
c.    Memberikan program-program pelatihan keahlian dan peluang-peluang pengalaman pengembangan dalam pekerjaan.

2.3 Pengembangan Karir
2.3.1 Pengertian Pengembangan Karir

Pengembangan karir  (career  development)  adalah  suatu kondisi  yang menunjukkan  adanya  peningkatan jenjang  atau  status seseorang  dalam pekerjaannya Hal  –hal  yang mendorong  seseorang memilih pengembangan karir sebagai  wirausaha, dapat  diketahui melalui  penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan  latar  belakangnya.  Sumitro  (2001  :  272)  Pengalaman,  seperti yang  dapat  dilihat  dari biografi  seseorang, bermanfaat  untuk  melihat keterampilan, dan kompentensi  untuk  meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa pengembangan karier seharusnya tidak hanya tergantung pada usaha-usaha individu saja, karena hal itu tidak selalu sesuai dengan kepentingan organisasi ( Handoko : 2000 ). Sebagai contoh, karyawan mungkin meminta berhenti dan pindah ke perusahaan lain atau karyawan tidak acuh terhadap kesempatan-kesempatan karier mereka dan kebutuhan staffing organisasi .
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana. Kegagalan banyak orang dalam meningkatkan karier disebabkan karena mereka tidak memerhatikan konsep dasar perencanaan kariernya. Mereka tidak menyadari bahwa sasaran karier dapat menjadi batu loncatan dalam mencapai sukses yang lebih besar.

2.3.2 Hubungan Pengembangan Karir dengan Prestasi Kerja

Pengembangan karier berkaitan dengan penyusunan jalur karier yang merupakan urutan posisi jabatan yang mungkin diduduki oleh seorang pegawai mulai dari tingkat terendah hingga tingkatan teratas dalam struktur organisasi ( Soetjipto : 2002 ).
Terdapat dua macam jalur pengembangan karier, yaitu:
Pertama, jalur karier tradisional dimana urutannya merupakan kombinasi dan pergerakan vertikal ke atas (promosi atau kenaikan jabatan) serta horizontal (transfer atau perpindahan ke jabatan yang memiliki tingkatan yang sama).
Kedua, jalur karier inovatif karena urutannya merupakan kombinasi pergerakan vertikal ke atas, vertikal ke bawah (demosi atau penurunan jabatan) serta horizontal. Jika tujuannya sebagai penghargaan atas prestasi kerja sumber daya manusia, maka jalur karier tradisional merupakan pilihan yang tepat. Adapun kebijakan pengembangan karier bertujuan untuk memberikan pengalaman dan kesempatan yang baik kepada sumber daya manusianya sebelum sampai ke posisi puncak, maka jalur inovatif yang patut untuk diterapkan.
Siagian (1995) menekankan bahwa meskipun bagian pengelola sumber daya manusia dapat turut berperan dalam kegiatan pengembangan karier seseorang, namun pada hakekatnya yang paling bertanggungjawab atas hal tersebut adalah orang ( pegawai ) itu sendiri. Inilah yang menjadi salah satu prinsip pengembangan karier yang sangat fundamental .
Dalam proses pengembangan karier terdapat tujuh hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
1 . Prestasi kerja yang memuaskan
Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah prestasi kerjanya melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya . Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sukar bagi seorang pegawai untuk diusulkan oleh atasannya untuk dipertimbangkan sebagai seseorang yang layak mendapat promosi jabatan.
2 . Pengenalan oleh pihak lain
Pengenalan yang dimaksud dalam poin ini adalah bahwa berbagai pihak yang berwenang memutuskan layak tidaknya seseorang untuk dipromosikan, seperti atasan langsung dan pimpinan personalia mengetahui kemampuan dan prestasi kerja pegawai yang ingin merealisasikan rencana kerjanya.
3 . Kesetian pada organisasi
Kesetiaan terhadap organisasi dapat dibuktikan dengan berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang lama. Harus diakui bahwa mengenai kesetiaan organisasional ini dapat menempatkan seseorang pada situasi yang dilematik. Di satu pihak, ia harus membuktikan kesetiannya kepada organisasi agar tersedia kesempatan baginya untuk meniti karier secara mantap. Akan tetapi di pihak lain , sukar bagi seseorang untuk menolak tawaran dari organisasi lain apabila pekerjaan tersebut membuka kesempatan yang lebih luas baginya untuk berkarya secara lebih produktif.
4 . Pemanfaatan sponsor
Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan karier seseorang sering berlangsung dengan lebih mulus apabila ada orang lain dalam organisasi yang dengan berbagai cara dan jalur bersedia memberikan nasihat kepadanya dalam usaha meniti karier .
5 . Dukungan para bawahan
Bagi mereka yang sudah menduduki posisi manajerial tertentu dan mempunyai rencana karier yang ingin diwujudkan. Dukungan para bawahan tersebut dapat beraneka ragam bentuknya, akan tetapi semuanya berkisar pada usaha menyukseskan tugas manajer yang bersangkutan.
6 . Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh
Tanggung jawab dalam pengembangan karier sebenarnya terletak di tangan masing-masing pegawai. Artinya, pertumbuhan karier tersebut bergantung pada kemauan seseorang dalam memanfaatkan berbagai kesempatan, misalnya keikutsertaan dalam program pelatihan, pendidikan di luar jam kerja dan lain sebagainya.
7 . Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri
Dalam banyak hal, berhenti atas kemauan dan permintaan sendiri mungkin pula merupakan salah satu cara terbaik untuk mewujudkan rencana karier seseorang. Artinya, bukan hal yang mustahil bahwa dalam suatu organisasi jenjang karier yang mungkin dinaiki demikian terbatas sehingga jalan yang dilalui cukup sulit. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan juga perlu memperhatikan karyawan dalam hal pengembangan karier .
Berbicara tentang karier dalam kehidupan organisasional artinya berbicara mengenai keseluruhan pekerjaan yang dilakukan serta jabatan yang dipangku oleh seseorang selama masa kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan karier sangat dipengaruhi oleh prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang pegawai. Dengan prestasi kerja yang baik, maka peluang seorang pegawai dalam mengembangkan kariernya akan semakin mudah. Dengan kata lain, prestasi kerja merupakan salah satu syarat penting dalam proses pengembangan karier dalam dunia kerja .

BAB III
PEMBAHASAN

3.1     Mengenai PT. Unilever Indonesia, Tbk
Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930 memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove dan Clear.
Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk  kosmetik.
Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V.Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia, Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.
Sejak berdiri sampai dengan saat ini PT. Unilever Indonesia, Tbk (ULI) menunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat dari skala usaha dan hasil usaha.Salah satu kunci sukses ULI terletak pada strategi pengembangan Sumber Daya Manusianya, yaitu penerapan program indonesianisasi manajemennya.Keberhasilan program ini membawa hasil yaitu diangkatnya Sri Urip Simeon sebagai Presiden Direktur ULI, dengan jabatan ini Sri Urip Simeon merupakan wanita yang paling senior dalam jajaran pimpinan Unilever di seluruh dunia.Untuk diketahui bahwa Sri Urip Simeon telah mengabdikan dirinya dan berkarier di ULI selama 25 tahun.
Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia berorientasi pada tujuan dan kebutuhan bisnis di masa kini dan yang akan datang, yang berarti harus selalu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan-perubahan lingkungan bisnis dalam menghadapi era perdagangan bebas, pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi sistem informasi yang sangat cepat.
Prestasi Unilever sebagai perusahaan yang menganggap Sumber Daya Manusia paling berharga atau penting dalam suatu organisasi, adalah diraihnya penghargaan dari Japanese Institute of Productive Maintenance yaitu untuk pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance), di samping itu juga diperoleh penilaian oleh dunia usaha sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik dunia.
Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional, berarti Unilever memiliki pasar yang berbeda-beda karakter di tiap-tiap negara. Hal ini mengharuskan Unilever untuk memahami kebutuhan pelanggannya di pasar tiap negara yang berbeda. Unilever tidak selalu bisa menawarkan produk yang sama di pasar berbeda.  Banyaknya bauran produk dari Unilever, keragaman produk ini menunjukkan bahwa Unilever ingin memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam pula. Dengan produk-produk yang menyentuh kebutuhan sehari-hari, Unilever mencoba menawarkan produknya sebagai orientasi pemenuhan kebutuhan konsumen sehari-hari.
Unilever menggunakan riset pasar, sebelum menciptakan dan meluncurkan suatu produk. Melalui riset yang tepat, sebuah perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang telah dibidik, bahkan mampu menjadi market leader. Itulah mengapa Unilever selalu berhasil di pasar berbagai negara yang berbeda.
Visi dan misi ULI adalah:
1)        Visi                  : Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
2)        Misi                 :
a.              Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
b.             Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
c.              Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
d.             Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.

 Struktur Perusahaan Unilever :
a.              Direksi, adalah seorang yang ditunjuk untuk memimpin Unilever Indonesia
b.             Dewan Komisaris, adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan Terbatas (PT)
c.              Komite Audit, membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi kepengawasannya dengan melaksanakan kajian atas integritas laporan keuangan Uniliver Indonesia.
d.             Komite Nominasi dan Remunerasi, bertanggung jawab untuk menelaah dan merumuskan rekomendasi paket remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi serta merencanakan pencalonan dan nominasi calon yang akan diusulkan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau anggota berbagai Komite lainnya.

3.2 Perencanaan Karir PT Unilever Indonesia, Tbk

PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat banyak orang ingin sekali bergabung dengan perusahaan besar ini. Mereka membayangkan betapa kesejahteraan dijanjikan oleh PT Uniliver kepada para pekerjanya. Hal itu dikarenakan PT Uniliver memang tidak main-main dalam memilih pekerja yang akan berkarir di perusahaannya dengan menggunakan sistem manajemen SDM yang tepat.
Manajamen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga dapat bersama-sama mencapai prestasi karir yang maksimal. Manajemen SDM sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai tenaga kerja dalam sebuah perusahaan yang merupakan manusia. Bukan hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan segala tugas untuk perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan dinikmati. Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi setiap sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.
Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua macam berdasarkan fakta kemampuan manusia dalam berfikir dan berinteraksi dengan lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber daya fisik. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang kedua adalah sumber daya mental. Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit memegang peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan. Kemampuan manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan perusahaan.
Perencanaan fungsi Manajamen SDM PT Uniliver Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang terkenal dengan manajemen SDM nya yang mumpuni. Bagaimana tidak, PT uniliver sangat mempertimbangkan setiap sumber daya manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di sini terbukti dengan setiap tahunnya PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik.
Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik, PT Unilever juga memiliki program manajemen SDM sendiri yang disebut dengan program latihan kerja atau LATKER. Program latihan kerja PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya sumber daya manusia dalam perusahaan.
Setelah PT Unilever berhasil merekrut beberapa orang yang akan berkarir bersama Uniliver, orang-orang tersebut akan diberikan program latihan kerja. Program latihan kerja yang dibentuk PT Uniliver dibagi dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga kerja pada tempat kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon tenaga kerja akan dilatih cara bekerja yang benar langsung pada target tetapi dengan didampingi pembimbing yang sudah sangat kompeten. Kegiatan kedua yaitu ceramah seperti perkuliahan mengenai seluk beluk berkarir di PT Unilever.
Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya terbaik yang dilakukan PT Unilever ini terbukti membuat perusahaan mampu menilai secara keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan berpotensi. Keberhasilan program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana pembimbing menilai kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam mengikuti budaya bekerja di PT Unilever.
Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Unilever terbagi menjadi tiga hal yaitu:
a.              Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program latihan kerja yang telah dijelaskan di atas.
b.             Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya manusia dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.
c.              Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Unilever menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga karyawan juga dapat merasa puas bekerja bersama PT Unilever.

Keberhasilan PT Unilever dalam menomorsatukan manajemen SDM terbukti dari berhasilnya PT Unilever meraih penghargaan dari Jepang untuk pelaksana Pruduktive Total Maintenance dan berhasl terpilih sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik di Dunia. Kepedulian PT Uniliver terhadap sumber daya manusia yang berkarir bersama di perusahaan Uniliver diatas dapat diberi suatu apresiasi sendiri. maka dari itu, semakin banyak pulalah orang-orang terbaik yang ingin berkarir di PT Uniliver.

3.3 Pengembangan Karir PT Unilever Indonesia, Tbk

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan topik yang umum dibicarakan dan menjadi perhatian utama di PT Unilever Indonesia, Tbk. Pandangan perusahaan terhadap karyawan terwujud dalam visi perusahaan: “mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk pertumbuhan’. Agar perusahaan dapat terus tumbuh, karyawan pun perlu terus dibina dan dikembangkan secara berkesinambungan. Harus diupayakan terciptanya sinergi antara strategi perusahaan dan perkembangan karyawan. Agar dapat mencapai hasil terbaik, strategi perusahaan harus berdasarkan pada dinamika antara organisasi dan manusianya. Energi inilah yang membangkitkan keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Bagi perusahaan, mengembangkan karyawan tidak cukup dengan mengasah intelektualitas dan keahlian, melainkan juga mendekati secara emosional dengan menyentuh hati mereka. Perusahaan menginginkan tim yang beranggotakan orang-orang penuh energi yang berjuang untuk melampaui target bisnis dan melakukannya semata-mata karena mereka mau sambil sekaligus menikmati proses dalam mencapainya.
Keragaman
Perusahaan bangga dengan keragaman dalam organisasi, bukan saja dari segi gender, melainkan juga aspek lain seperti suku, latar belakang sosioekonomi, pendidikan, usia, agama dan jabatan sewaktu bergabung. perusahaan sadar akan perlunya keragaman pikiran dan hati yang mandiri dan berbakat untuk membuka potensi peluang bisnis. Hanya dengan cara inilah perusahaan dapat menciptakan sinergi sejati dalam perusahaan untuk mencapai titik puncak. Melangkah ke depan, kami akan terus merekrut, mempekerjakan, mengembangkan dan mempromosikan karyawan berdasarkan kemampuan, kualifi kasi, hasil kerja dan potensi mereka.
Memupuk  Kepemimpinan
Perusahaan menyadari bahwa aset yang paling penting adalah sumber daya manusia yang tepat. Itulah sebabnya perusahaan menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk pengembangan karyawan. Pendekatan ini secara penuh mencakup kebutuhan individu, tanggung jawab dan kinerja. Perusahaan mengidentifikasi individu-individu dengan potensi dan hasil kerja terbaik, kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai bidang kerja serta pelatihan. Ada penekanan khusus bagi para manajer muda yang membutuhkan program pembinaan yang sesuai. Melalui Leadership Growth Profile, perusahaan menyusun rencana bagi program pengembangan mereka masing-masing.Untuk mencapai tujuan, perusahaan terus meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang buruk dan mendorong orang keluar dari “zona kemapanan”, agar mereka tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.
Melalui Senior Executive Development Programme, para manajer mendapat pelatihan tentang cara-cara mengenali diri sendiri, motivasi, kepribadian, minat kerja, serta cara belajar dan pembinaan yang sesuai untuk mereka. Melalui masukan-masukan dari rekan lain, mereka juga belajar tentang kekuatan mereka serta segi apa yang harus dikembangkan. Dengan mengenali diri secara lebih baik, mereka akan terbantu dalam meraih sukses baik dari segi profesi maupun pribadi. Perusahaan meyakini bahwa investasi yang mereka tanamkan untuk mengembangkan pemimpin masa depan telah membuahkan hasil, sebagaimana tercermin dari proses suksesi yang mulus pada beberapa anggota direksi. Adanya persamaan keyakinan yang diwariskan dari satu anggota direksi ke anggota lain telah memastikan bahwa aspirasi perusahaan akan senantiasa diteruskan oleh generasi yang lebih muda.
Membangun Budaya Wirausaha
Untuk meraih sukses, semua karyawan perusahaan harus berpikir dan bertindak seperti wiraswastawan, yakni terfokus, kreatif dan bermotivasi melakukan tindakan. Perusahaan menginginkan mereka mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan ini dan selalu bergairah untuk mewujudkan pikiran serta ide-ide unik ke dalam tindakan nyata. Dengan menyelenggarakan program seperti Enterprise Award yang memberi kebebasan pada tiap karyawan untuk melahirkan ide kreatif dan cara kerja baru, karyawan didorong untuk mengasah dan mewujudkan kreativitasnya. “Semangat Wirausaha” ini terbukti menjadi motor penggerak yang kuat bagi  tekad perusahaan untuk berkembang.
Blue Umbrella – Prinsip Bisnis Unilever
Walaupun perusahaan telah memiliki Prinsip Bisnis Unilever yang merupakan pedoman etika bisnis, perusahaan sepenuhnya sadar bahwa harus ada keseragaman pemahaman agar prinsip ini dapat dijalankan dengan benar. Perusahaan terus mencari cara yang kreatif dan mengena untuk mengkomunikasikan serta berbagi dalam memecahkan kasus-kasus dimana intepretasi terhadap prinsip itu mungkin berlainan. Termasuk juga penggunaan teater dimana karyawan dapat memerankan beberapa segmen dengan harapan mereka dapat memahami prinsip dengan lebih nyata. Dengan demikian, mereka terdorong untuk mempelajari dan mengembangkan pemahaman tentang pentingnya prinsip itu.
Kepemimpinan – Menjalankan Nilai-nilai
Selama ini, Unilever Indonesia telah sukses dalam menjalani berbagai perubahan. Hal ini dimungkinkan oleh proses transformasi pribadi yang juga dialami oleh karyawan perusahaan. Perubahan hanya mungkin dilakukan karena pihak manajemen pun bersedia bekerja berlandaskan nilai-nilai yang disepakati bersama. Langkah ini berbuah sukses karena nilai dan perilaku tersebut juga ditularkan ke seluruh perusahaan. Setiap orang harus mengenal dan bangga terhadap nilai-nilai tersebut, dan yang terpenting, menjalankannya. Untuk itu, nilai-nilai tersebut secara terus menerus dikomunikasikan melalui poster, kartu dan artikel-artikel, dan didukung dengan serangkaian pemberian penghargaan bagi mereka yang dipandang pantas menjadi teladan. Di dalam acara-acara besar yang diadakan perusahaan, pihak perusahaan selalu mengambil kesempatan untuk mengetengahkan salah satu nilai dan mengkomunikasikannya secara kreatif kepada karyawan.
Perusahaan mendorong semua manajer untuk membangun rasa memiliki terhadap rencana pertumbuhan perusahaan, menjadikannya agenda pribadi dan terus menjalankan nilai-nilai dengan menjadi teladan bagi orang lain. Dengan cara ini, mereka berkembang sebagai individu, dan selanjutnya sebagai bagian dari keluarga yang lebih besar, mereka akan mengembangkan perusahaan ini sendiri.

3.4 Analisa Kinerja PT Unilever Indonesia, Tbk

Jumlah karyawan yang bekerja di PT Unilever Indonesia secara keseluruhan pada tanggal 31 Desember 2013 mencapai 6.719 karyawan. Hal ini naik dari tahun 2012 yang berjumlah 6.447 karyawan. Hal ini tentu saja bukan jumlah yang sedikit dalam ukuran sebuah perusahaan. Jumlah karyawan yang banyak ini tentu saja membutuhkan perhatian ekstra dari perusahaan Unilever tersebut dalam mengembangkan dan melatih para SDMnya.
Di Unilever, kesempatan untuk memperoleh posisi yang lebih baik dengan gaji yang lebih baik akan sangat tergantung pada performa kerja masing-masing karyawan. Unilever memiliki sistem reward yang sangat fair. Ini bercermin dari sistem reward yang diberikan kepada orang-orang yang memberikan kontribusi terbaiknya bagi perusahaan. Sementara orang yang underperformed (low-performer) akan memperoleh reward yang juga rendah. Sistem ini membuat setiap manajer di Unilever berusaha memberikan performa terbaiknya untuk mencapai target perusahaan.
Proses performance management di Unilever berawal dari rapat Senior Group Directors (SGD). Dalam rapat ini dibahas proyeksi kinerja selama setahun ke depan, ditambah key performance indicator (KPI)-nya. Hasilnya akan dibawa ke perusahaan masing-masing, yang selanjutnya diturunkan lagi ke kepala divisi, selanjutnya ke kepala dan terakhir ke manajer. Kepada para kepala divisi ini, kepala departemen dan manajer akan diberikan individual performance plan yang harus dicapai plus KPI-nya. Tak hanya diberi target, karyawan juga rutin diberi coaching dan konseling antara atasan dan bawahan. Setelah memasuki masa penilaian, karyawan bersangkutan bisa menyanggah hasil penilaian atasan jika dirasa tidak sesuai. Semua hal tersebut memiliki form yang lengkap dan tersusun rapi.
Rekrutmen merupakan perjalanan awal karier. Setelah calon pemimpin (Future Leaders) di Unilever ini direkrut, maka akan menjalani Unilever Development Program. Keberanian Unilever untuk menetapkan entry salary yang tinggi juga membuat Unilever dipilih dalam hal sistem remunerasi. Sistem remunerasi perusahaan ini juga dinilai sangat atraktif dan kompetitif, dan mampu memacu karyawan untuk maju dan berkembang.
Untuk pengembangan profesionalisme, Unilever memiliki learning programme yang komprehensif serta terus memupuk learning culture di perusahaan yang mendorong orang untuk dapat belajar berbagai hal di setiap kesempatan, baik melalui sesi-sesi resmi maupun tidak resmi dimana karyawan dapat saling sharing pengetahuan, pengalaman, kisah sukses maupun kegagalan untuk pembelajaran rekan-rekannya. Untuk mendorong work-life balance, Unilever menyediakan berbagai sarana seperti fasilitas gym, klub olahraga untuk karyawan, nursery room, daycare centremenjelang Lebaran, aktivitas rohani dan social, dan lain-lain.
Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan diri serta mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan SDM-SDM yang handal dan berkualitas, yang berperan utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun manajemen Unilever Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai oleh Unilever secara global.
Dalam mengatasi permasalahan SDM dalam bidang pelatihan ini perusahaan unilever secara umum telah menyiapkan modul training yang berjumlah 2.188 modul yang telah dinaikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2.046 buah modul. Selain itu dari segi peningkatan jumlah pelatih internal juga naik dari 1.416 pelatih menjadi 1.575 pelatih. Dan peningkatan jumlah aktivitas training mencapai 12,705 training.
Program pelatihan tersebut meliputi program pelatihan general skills, leadership skills, professional skills, dan sharing session. Dari masing-masing program pelatihan tersebut masih memuat beberapa program didalamnya secara mendetail dan khusus untuk membimbing dan melatih para karyawan untuk dapat mengembangkan keahlian dan untuk menyemangati para karyawan agar lebih termotivasi kembali didalam melakukan pekerjaannya. Perusahaan ini juga menggunakan lebih banyak media yang bersifat interaktif seperti Facebook, Twitter, dan Safety Portal di intranet Unilever Indonesia guna menjalin dialog dua-arah tentang berbagai masalah berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini dilakukan oleh PT unilever guna menjaga keselamatan dan kesehatan para karyawannya yang dianggap paling penting.
a.       General skills atau keahlian umum ini meliputi berbagai pelatihan keahlian secara umum yang diajarkan kepada para karyawan perusahaan PT. Unilever. Selain itu general skill ini juga digunakan untuk melatih danmemberikan training kepada seluruh karyawan perusahaan PT unilever Indonesia dalam mempraktekan keahlian umum mereka yang berkaitan dengan pekerjaan di perusahaan ini.
b.      Leadership skills atau yang sering disebut-sebut sebagai keahlian atau kemampuan kepemimpinan. Keahlian ini juga diajarkan dan dilatih oleh perusahaan PT unilever kepada para karyawannya agar memiliki tanggung jawab dan sikap sebagai seorang pemmpin sehingga dapat ikut mengarahkan dan mengoperasikan perusahaan sebagai layaknya pemimpin dalam masing-masing bidang pekerjaan mereka dalam perusahaan ini tanpa harus menunggu perintah dan bergantung dengan orang lain.
c.       Professional skills merupakan kemampuan individu yang menunjukan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya didalam perusahaan PT unilever. Perusahaan memberikan pelatihan ini agar seluruh karyawan perusahaan PT unilever dapat bekerja dan bertindak secara professional didalam menjalankan bidang pekerjaannya.
d.      Sharing session merupakan waktu dimana para karyawan akan dikumpulkan dan berbagi mengenai keluh kesah yang terjadi dikalangan pegawai yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di perusahaan. Selain itu, para pemimpin atau psikolog perusahaan juga dapat memberikan motivasi dan penyemangat mereka pada sesi ini untuk ikut membangkitkan gairah serta semagat para karyawan dalam bekerja. Hal ini tentu saja penting untuk dilakukan mengingat semangat dan motivasi merupakan hal pokok yang menjadi dasar seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dengan adanya pelatihan atau training tersebut maka perusahaan telah ikut serta dalam mengembangkan karir para karyawannya baik secara langsung maupun tidak langsungmelalui program pelatihan dan pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja akan menambah keahlian dan dapat membuka kesempatan berkarir yang lebih tinggi bagi para karyawannya. Sehingga hal ini perlu dilakukan oleh berbagai perusahaan yang ingin meningkatkan mutu sumber daya manusiannya demi kemajuan perusahaan juga.
Dalam bidang atau masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan ini memiliki misi tersendiri untuk menjadi perusahaan dengan tingkat kecelakaan nol. Jadi perusahaan ini tak kenal kompromi dalam mendukung dan memfasilitasi kesehatan dan karyawan di seluruh operasional perusahaan dengan cara memupuk budaya perilaku aman dikalangan karyawan dan mitra usaha. Semakin berkembangnya perusahaan ini maka resiko kecelakaan kerja juga akan meningkat. Oleh karena itu, kesadaran akan keselamatan kerja menjadi semakin penting dalam aktivitas bisnis dalam kegiatan sehari-hari perusahaan. Selama tiga tahun terakhir, melalui kampanye keselamatan ‘From zero to Hero’ perusahaan ini telah meningkatkan kesadaran karyawan dalam menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang-orang lain di sekitar mereka.
Pada 2013, perusahaan unilever ini meluncurkan BESAFE (Behaviour-Based-Safety), sebuah program yang berfokus untuk menanamkan perilaku aman/ safety behavior dalam diri karyawan. Jadi pada intinya, program ini, yang mengacu pada program Behavioural Safety Excellence, yang mengharuskan seluruh karyawan perusahaan untuk mengetahui risiko pekerjaan mereka; dan untuk selalu berperilaku aman untuk menghindari risiko atau bahaya, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang-orang lain di sekitar mereka. Program BESAFE meliputi pelatihan bagi semua orang mulai dari pekerja pabrik hingga jajaran Direksi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam manajemen SDM, perencanaan dan pengembangan karir adalah termasuk sebagai bagian program pembinaan tenaga kerja. Tujuan kegiatan pembinaan ini adalah untuk memelihara karyawan dengan cara mengembangkannya, sesuai dengan kompetensi, bakat, dan kemampuannya agar bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan.
PT Unilever Indonesia, Tbk mendesain perencanaan dan pengembangan karir yang sistematis dan terencana terhadap para manajer mereka, baik yang senior maupun junior. Didukung oleh portfolio produk yang luas, mereka lantas cukup leluasa untuk melakukan rotasi diantara manajernya untuk berpindah dari satu produk (brand) ke lini produk lainnya. Dan disinilah mereka kemudian mampu menempa para manajer mereka secara optimal melalui pergerakan karir yang dinamis, baik secara vertikal maupun horizontal. Yang lebih elok, mereka tampaknya juga mampu menciptakan proses mentoring secara natural, dimana para manajer yang telah senior secara konstan terus menerus melakukan transfer pengetahuan kepada para juniornya.
PT Unilever Indonesia memiliki komitmen yang kuat dan bervisi jauh kedepan dalam mendidik dan mengembangkan barisan sumber daya manusianya. Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan diri serta mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan SDM yang handal dan berkualitas, yang berperan utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun manajemen Unilever Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai oleh Unilever secara global.


4.2 Saran

Berdasarkan makalah yang telah kami paparkan, kami memberikan saraan agar sebaiknya perusahaan-perusahaan meneladani pelaksanaan strategi perencanaan dan pengembangan karir seperti PT Unilever Indonesia, Tbk, yakni dengan memberikan perhatian penuh pada kinerja karyawan untuk mendorong tercapainya kinerja yang efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Pertama. Jakarta:  
Kencana Prenada Media Grup.
Mathis, Robert L., John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Buku 2.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat (PT Salemba Empat Patria).
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.unilever.co.id/

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar